Kenikir (Cosmos caudatus)
termasuk anggota dari bunga aster. Bunga ini termasuk kedalam suku Asteraceae (keluarga
bunga matahari) yang merupakan kelompok terbesar dari tanaman berbunga. Nama
lain dari kenikir adalah ulam raja (Melayu), kenikir (Jawa Tengah) dan yellow ray flower (Inggris).
Kenikir
merupakan tanaman perdu yang berdaun majemuk yang bersilangan dan berhadapan.
Tanaman ini memiliki bau yang khas, berbunga majemuk dan berakar tunggang.
Daunnya berbentuk panjang-panjang dengan bunga berwarna kuning sedikit oranye,
merah, jingga, atau kuning.
Bunga ini umumnya ditemukan liar di tepi jalan, di kebun-kebun pekarangan, di perkebunan-perkebunan, atau pada lahan-lahan terlantar. Menyukai iklim panas yang tak begitu lembab, tanah yang berpasir dan subur serta tanah terbuka dan penyinaran matahari yang penuh. Kenikir dapat ditemukan di dataran rendah hingga pegunungan sampai ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Bunga
kenikir dalam penyerbukannya dibantu oleh sebagian besar serangga secara
epizoik, yakni pembuahan dengan cara menempel di bagian luar tubuh binatang.
Setelah terjadi proses percampuran antara putik dengan benang sari maka akan
terjadi proses pembuahan. Dalam waktu seminggu (apabila kondisinya sesuai)
35–60% biji (buah) yang terjatuh di tanah akan berkecambah. Daya kecambahnya
pun tetap tinggi setelah 3–5 tahun tersimpan, sekitar 80% biji masih mampu
berkecambah. Ini yang menjadikan kenikir dapat tumbuh dan beradaptasi di
berbagai keadaan.
Walaupun tergolong sebagai
tumbuhan liar, bunga kenikir dapat dijadikan obat herbal yang sangat ampuh,
terutama daun-daunnya digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional. Bunga
liar ini mewakili reservoir berharga molekul bioaktif inovatif.
Kenikir
adalah salah satu tanaman obat yang sangat penting, karena dalam berbagai
penelitian medis, ditemukan bukti bahwa bunga kenikir memiliki sifat
farmakologis yang efektif. Daun kenikir mengandung 3% protein, 0,4% lemak dan
karbohidrat serta kaya dengan kalsium dan vitamin A, mengandung zat antioksidan
yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas.
Radikal
bebas dipercaya memicu banyak penyakit karena faktor lingkungan, seperti kanker
dan jantung. Pada daun kenikir, kandungan flavonoidnya merupakan zat
antioksidan paling efektif menangkal zat jahat tersebut. Karena hal ini, daun
kenikir disebut sebagai agen kemopreventif.
Rebusan
atau perasan daun kenikir dimanfaatkan untuk mengobati sakit maag dan lemah
lambung, lemah jantung, obat kanker, obat gondongan, obat cuci darah, dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Di
Jawa Barat, daun-daun dan pucuk kenikir yang muda dikunyah sebagai obat
mengurangi bau mulut. Pucuk yang dilayukan di atas api digunakan untuk
mengobati pembengkakan payudara. Di banyak tempat, terutama di Jawa, daun-daun
muda dimanfaatkan sebagai lalapan.
0 Komentar:
Post a Comment
MOHON SARAN DAN KRITIK YANG SIFATNYA KONSTRUKTIF!