Di kalangan Pramuka/Pandu di seluruh dunia yang saat ini
jumlahnya sekitar 54 juta orang, 1 Agustus juga merupakan hari penting dan
diperingati secara khusus. Ada yang menamakan 1 Agustus sebagai “Scout Scarf
Day” dan ada juga yang menamakan sebagai “World Scout Scarf Day”. Benarkah?
Entah siapa yang memulai,
sebenarnya sebutan itu adalah sebutan yang salah kaprah. Seolah-olah yang
diperingati adalah scarf atau padanan katanya neckerchief, yang dalam Bahasa
Indonesia sering disebut “kacu”, “setangan leher”, atau “hasduk”. Padahal tidak
demikian sebenarnya.
Tanggal 1 Agustus diperingati
dengan mengacu kepada peristiwa bersejarah pada 1 Agustus 1907. Pada saat itu,
Baden-Powell yang kelak diberi gelar “Lord” dan dijuluki “Bapak Pramuka/Pandu
Sedunia”, memulai suatu perkemahan di Pulau Brownsea, dekat London, Inggris. Di
sana, Baden-Powell atau sering disingkat B-P (Bipi) mengajak sekitar 20 anak
dan remaja dari London, untuk berkemah dan berkegiatan di alam terbuka.
Termasuk pada malam harinya berkumpul mengelilingi api unggun, sambil bernyanyi
dan bercerita hal-hal menarik.
Inilah awal dari lahirnya gerakan
kepramukaan sedunia atau world scouting movement. Dari perkemahan itu, B-P
kemudian menyusun tulisan berseri dengan judul Scouting for Boys. Tulisan yang
tadinya terdiri dari 6 seri terpisah, kemudian dijadikan dalam satu buku.
Isinya adalah kisah-kisah dan panduan untuk hidup di alam terbuka, mengenal
ciptaan Tuhan YME, dan berusaha menjadikan diri sehat baik jasmani maupun
rohani.
Buku itu ternyata amat disukai
anak-anak dan remaja. Bermula di Inggris, buku itu kemudian menyebar ke seluruh
dunia. Diterjemahkan pula ke dalam berbagai bahasa, termasuk dalam Bahasa
Indonesia dengan judul “Memandu untuk Putera” dan kemudian diubah menjadi
“Memandu untuk Pramuka”. Perubahan itu mengingat bahwa kepramukaan di Indonesia
bukan hanya untuk putera, tetapi juga untuk puteri.
Kembali ke tanggal 1 Agustus. Maka yang diperingati
adalah “World Scout Day” (Hari Pramuka/Pandu Sedunia). Ini melengkapi tanggal
22 Februari yang diperingati sebagai Hari Baden-Powell, mengacu pada tanggal
lahir B-P. Kalau 22 Februari untuk mengingat ketokohan pendiri gerakan
kepramukaan/ kepanduan, maka 1 Agustus adalah untuk memperingati Hari
Pramuka/Pandu Sedunia.
Lalu kenapa ada yang menuliskannya
“Scout Scarf Day” atau “World Scout Scarf Day”? Jelas ini sebenarnya salah
kaprah, hanya mengacu pada ciri khas seorang Pramuka/Pandu. Scarf atau setangah
leher memang ciri khas seragam seorang Pramuka/Pandu, tetapi intinya bukan itu.
Peringatan 1 Agustus adalah peringatan tentang “Scout” bukan sekadar tentang
“scarf”.
Walau pun kacu/setangan leher
adalah ciri seragam Pramuka/Pandu, namun keberadaan Pramuka/Pandu lebih dari
sekadar kacu/setangan leher. Sebagaimana dulu sering dinyanyikan Kak Ram
(Ramadhan), penyiar RRI yang juga pemusik dan seorang Pembina Pramuka : “….
bukan karena kacunya aku jadi Pramuka, …. Bercita-cita tinggi, mengabdi Ibu
Pertiwi, itulah sebabnya, aku jadi Pramuka”.
Penulis: Berthold DH Sinaulan (Waka
Kwarnas / Ketua Komisi Humas dan Informatika 2018-2023)
Sumber : Kwarnas