Pagi yang indah mengikuti langkahku menuju ke
sekolah. Oh, ya hari ini adalah waktunya pembelajaran pramuka. Sesampainya di
sekolah keluh kesah temanku terdengar namun, ada juga yang senang dengan
kegiatan pramuka ini. Aku sendiri juga tak begitu minat dengan kegiatan ini karena
bagiku sangat menyita waktu luangku.
Saya, akan bercerita sekilas tentang pengalaman saya sebelum hingga sesudah
mengenal pramuka. Sebelum itu namaku Amelia Yulike Prameswari, umurku menginjak
15 tahun. Sekarang, aku duduk di kelas 3 SMP Islam Watulimo.
Ungkapan pramuka tak lagi asing bagi saya, sebab dari SD saya sudah terbiasa
walaupun kurang minat. Aku duduk di bangku. Ada temanku yang mendekatiku.
"Eh, apa yang membuatmu melamun?" tanya temanku.
"Menurutmu, pramuka itu gimana sih?" ucapku sambil menatap temanku
yang cantik itu.
"Kalau menurutku, pramuka itu kegiatan yang menguji kreativitas, pokoknya
kalau kamu ikut nggak akan bosen deh," ujarnya.
"Iya, eh, kamu ini anak pramuka ya?" tanyaku.
"Iya dong! Ikutan yuk," ajaknya.
"Aku fikirkan dulu," ucapku.
Sambil belajar di kelas, aku terus memikirkan ajakan temanku, karena aku fikir
dengan ikut pramuka maka kesempatan bagiku untuk menunjukkan semua bakatku.
Akhirnya, keputusanku sudah bulat dan tak dapat diganggu gugat bahwa aku akan
ikut kegiatan pramuka.
Malam berganti pagi, hari-hari cepat berlalu. Aku mengikuti beberapa kali
latihan gabungan bersama teman-temanku rasanya sangat menyenangkan. Hingga pada
suatu waktu tibalah keseriusanku dalam pramuka diuji yaitu ujian sekaligus
pelantikan.
Pelantikan akan dilakukan pada hari minggu saat latihan gabungan. Rasa takut
menghantuiku jantungku terasa akan terlepas. Hingga malam hari tiba. Memejamkan
mata saja aku tidak bisa.
"Selamat pagi! Kamu siap untuk hari ini?" tanya temanku.
"Tentu, aku benar-benar siap!" jawabku dengan penuh ketegasan.
"Emm, apa ya, yang akan diujikan?" tanya temanku.
"Mungkin doa harian," jawabku.
"Kenapa harus doa harian?" tanya temanku.
"Kamu ini nanya terus, kita menghafal doa harian supaya kita terbiasa saat
hendak melakukan kegiatan sehari-hari," jelasku pada temanku, ia hanya
menunduk tanda sudah faham.
Begitu lama, aku menunggu giliranku hingga tiba pembina memanggilku. Keringat
dingin serasa bercucuran di sekujur tubuhku. Setelah beberapa menit akhirnya
ujianku selesai walau masih banyak kekeliruan maklum masih belajar.
"Bagaimana?" tanya temanku.
"Alhamdulillah, lancar," jawabku.
Dengan erat dia memelukku rasa hangat aku rasakan. Penyesalan kenapa tidak dari
dulu aku mengikuti kegiatan pramuka, kegiatan yang dampaknya sangat positif.
Mengikuti kegiatan pramuka bukanlah hal yang menyita waktu. Namun, pramuka
adalah kegiatan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Pramuka sangat asyik bisa
bertemu banyak teman, menambah ilmu pengetahuan, dan menambah wawasan nasional
sampai internasional.
"Gimana kamu senang tidak ikut pramuka?" tanya ibuku.
"Senang sekali," jawabku.
"Kalau begitu, cucilah, piring kotor itu!" titah ibuku.
"Bu, aku ini sangat mengantuk," ucapku.
"Katanya mandiri," ucap ibuku.
Setelah, mendengar ucapan ibuku, aku langsung mencuci piring kotor, bahkan
bukan hanya itu, aku juga membantu pekerjaan ibuku yang menurutku, aku mampu.
Pagi tiba, sinar mentari masuk ke celah cendela rumahku. Aku bergegas berangkat
ke sekolah. Ya, karena itulah tugasku sebagai pelajar.
"Selamat pagi!" sapaku kepada semua temanku.
"Pagi!" jawabku.
Aku dan teman-temanku menyimak serta mencatat penjelasan dari guru. Dengan
pramuka, jiwa menjadi terlatih disiplin dan bijaksana. Sebab, suatu hari nanti
negeri ini membutuhkan pemimpin yang disiplin serta bijaksana dalam memimpin.
***
Seperti itulah, pengalaman saya dalam pramuka mulai dari belum menyukai pramuka
sampai sangat menyukainya, telah saya rangkum dalam cerpen ini. Dengan judul
keajaiban pramuka memang tepat karena, bagi saya pramuka bisa mengubah dari
kurang baik menjadi sangat baik.