Ayam berkokok
dan matahari memperlihatkan sinarnya menandakan hari sudah pagi, seorang gadis
tangguh bekerja keras membanting tulang dengan menjual cinderamata di tepi
jalan kota besar.
Gadis itu adalah Marsa Adea
Pantama, mempunyai rambut lebat, berbadan ideal, dan berasal dari keluarga
konglomerat yang memilih menjadi pedagang kaki lima.
'prittt-prittt'
Suara kencang itu, membuat
semua pedagang kaki lima susah payah mengemas dagangannya bahkan ada pula yang
pergi meninggalkan dagangannya.
"Aduh, masih pagi udah
penggeledahan, nyusahin aja," ketus Marsa sambil meringkus
dagangannya.
"Maaf mbak, kami harus
membawa saudari ke kantor," ucap Reno.
"Enak aja! Mas, kami
ini orang kecil mau cari uang secara halal," ucap Marsa.
"Jelaskan di kantor
saja," ucap Reno.
Reno adalah komandan pasukan
satpol-PP di daerah itu. Marsa digelandang pergi ke kantor satpol-PP.
"Mbak, jawab pertanyaan
saya," ucap Reno sambil menatap Marsa.
"Oke! Tapi, berjanjilah
akan melepaskan saya sehabis ini," ucap Marsa.
"Baik saya
setuju!" ucap Reno.
"Apa tujuan anda
berjualan di trotoar?" tanya Reno.
"Cari uanglah, masak
iya cari pacar," jawab Marsa.
"Anda berjualan
apa?" tanya Reno dengan tatapan yang lebih tajam.
"Cinderamata, kalau
masnya mau nanti langsung datang aja ya, mumpung ada promo," jawab
Marsa.
"Tolong yang jelas saat
menjawab pertanyaan dari kami!" bentak Reno.
"Eh, mas! Kurang jelas
gimana? Masnya mungkin yang kurang memasang telinga! Mas nanya saya jawab
sesuai! Tolong ya mas! Sopan dikit nanya ya nanya tapi biasa aja!" ucap
Marsa lalu berlari keluar.
"Biasanya kalau ada
pedagang yang aku interogasi kagum dengan ketampananku, lah kali ini ada yang
membentakku," ucap Reno.
Saat pasukannya akan
mengejar Marsa, Reno menghentikannya dan memutuskan untuk mengejarnya sendiri.
"Awas! Lari! Ada
satpol-PP!" teriak salah satu pedagang.
Para pedagang yang ada di
pinggir jalan kocar-kacir berlari menjauhi pasukan satpol-PP.
"Kalian bisa
mundur," ucap Reno saat melihat Marsa menghampirinya.
"Kenapa, lo suruh
pasukan lo mundur?" tanya Marsa.
"Karena gue pengen
ngomong empat mata dengan cewek rese kayak lo," jawab Reno penuh
keyakinan.
"Apa lo nggak ada niat
buat nangkep, gue?" tanya Marsa.
"Nggaklah, lagian baru
sekali ini ada cewek yang berani ngelawan gue," ucap Reno.
"Jadi maksud lo, setiap
cewek yang kenal lo takut, gitu?" tanya Marsa.
"Iyelah," jawab
Reno dengan singkat.
Marsa menatap lekat wajah
tampan milik Reno, begitu juga Reno yang tak henti menatap kecantikan pedagang
incarannya yaitu Marsa.
"Ganteng banget sih,
tapi nyebelin," gumam Marsa.
"Cantikkk, banget tapi
sayang ngeselin bin nyebelin pakek banget," gumam Reno.
"Eh, apa lo liat-liat,
naksir?" tanya Marsa.
"Kagak mungkin!"
jawab Reno.
Keduanya berjalan menyusuri
trotoar sambil melihat pemandangan kota yang indah dan permai.
"Mau nggak gue traktir
makan, ya buat tanda terimakasih sebab kamu tidak menilangku lagi," ucap
Marsa.
"Percuma gue nilang lo
kalau akhirnya kalah debat," ucap Reno sambil duduk di sebuah bangku
diikuti dengan Marsa.
"Tapi, lain kali jangan
kayak gitu, kalau nggak kasar gue sama pedagang lainnya bisa kok mengikuti
instruksi," ucap Marsa.
"Lo itu emang
spesial," ucap Reno.
"Bisa aja dasar
satpol-PP ngeselin," ejek Marsa sambil berlari
Terjadilah aksi saling
mengejar diantara Marsa dan Reno. Keduanya nampak saling menyukai.
"Hap!" teriak Reno
saat berhasil menangkap Marsa.
"Ihh, apaan sih,"
ujar Marsa.
"Hem, sorry," ucap
Reno.
Reno dan Marsa menikmati
bakso yang dijual di tepi danau yang dihiasi kerlap-kerlip lampu malam.
"Komandan! Jadi nggak
nih, kita udah menunggu momen komandan ngomong dengan cewek pedagang
cenderamata itu," ucap salah satu satpol-PP.
"Yaudah, bentar sabar
dikit napa," ketus Reno.
Reno menunduk di hadapan
Marsa sambil membuka kotak kecil berisi cincin berlian yang harganya pasti
menguras kantong.
"Ngapain lo
nunduk?" tanya Marsa.
"Ini kejutan buat orang
ngeselin, cerewet, dan spesial yaitu lo, dan di hadapan semua pasukan gue
termasuk pedagang teman lo, serta semua masyarakat yang ada di sini, gue mau
bilang gue kagum dengan cewek tangguh kayak lo intinya, gue sayang dengan
penjual cenderamata yang pernah gue tilang, mau nggak jadi pendamping hidupku?"
ucap Reno panjang lebar.
Jantung Marsa bagaikan lepas
saat melihat betapa romantisnya satpol-PP musuhnya.
Tanpa berfikir panjang Marsa
langsung menjawabnya.
"Oke, aku berharap
kamu, aku selamanya," jawab Marsa.
Reno memasangkan cincin berlian
ke jari manis Marsa. Dengan rasa baper semua orang berteriak tak sedikit dari
masyarakat yang mengabadikan momen tersebut dalam sebuah video.
"Gue diterimaaaa!"
teriak Reno lalu menggendong Marsa.
THE END.
Amanat :
Jangan pernah putus asa saat
belum memiliki pasangan dan janganlah berfikir negatif tentang kehidupanmu yang
bekerja sampingan. Sebab jodoh sudah ada yang mengatur. Ingatlah! Tidak ada
yang tidak mungkin dan jadilah dirimu sendiri!
Author : AYP
0 Komentar:
Post a Comment
MOHON SARAN DAN KRITIK YANG SIFATNYA KONSTRUKTIF!